Entri Populer

Minggu, 08 April 2012

GAYA KELEKATAN DAN KONSEP DIRI


Dalam dunia yang semakin tanpa batas ini, tidak memungkinkan bangsa atau sekelompok orang untuk hidup sendiri. Salah satu teori hubungan interpersonal yang akhir-akhir ini mendapatkan perhatian adalah teori kelekatan Bowbly: yang dicoba digunakan untuk memberikan landasan berfikir mengenai hubungan gaya kelekatan pada masa dewasa dan teori self.
          Teori kelekatan menjelaskan dasar-dasar ikatan afeksional seseorang dengan orang lain. Teori ini pertama kali disusun oleh John Bowbly pada tahun 1973 (dalam Helmi, 1992). Simpson (1990) berpendapat bahwa sistem kelekatan ber-volusi secara adaptif sejalan dengan berkembangnya hubungan antara bayi dengan pengasuh utama; dan akan membuat bayi bertahan untuk tetap dekat dengan orang yang merawat dan melindunginya. Lebih lanjut simpson mengatakan model mental berisi pandangan individu terhadap diri sendiri dan orang lain, yang merupakan organisasi dari persepsi, penilaian, kepercayaan, dan harapan individu akan responsifitas dan sensifitas emosional dari figur lekat. Model mental mempunyai dua komponen, yaitu model mental diri dan dunia sosial. Model mental diri yaitu apakah diri dinilai sebagai orang yang berharga dan dicintai, model mental sosial yaitu pandangan anak terhadap orang lain itu apakah orang lain akan menilai dirinya sebagai orang yang memberikan perlindungan, penghargaan, dan dorongan.
          Dalam kesempatan ini dicoba menjelaskan fenomena kelekatan dan pengaruhnya terhadap self terutama dalam perspektif kognitif. Self dapat dipandang dari perspektif afeksi, kognisi dan perilaku. Komponen kognitif dari sikap adalah bagaimana seseorang mengetahui diri sendiri dan mengembangkan konsep diri. Komponen afektif dari self adalah bagaimana seseorang mengevaluasi diri sendiri, meningkatkan harga diri dan mengatasi ancaman-ancaman terhadap harga diri. Komponen perilaku dari self adalah bagaimana seseorang mempresentasikan diri sendiri kepada orang lain dan meregulasikan perilakunya sesuai dengan tuntutan interpersonal. Dalam kesempatan ini lebih difokuskan pada self dalam perspektif kognitif yaitu konsep diri. Konsep diri merupakan suatu asumsi-asumsi atau skema diri mengenai kualitas personal yang meliputi penampilan fisik, trait/kondisi, kadang-kadang juga berkaitan dengan tujuan dan motif utama. Dalam perspektif kognitif, yang menentukan informasi sosial diperhatikan, diorganisasi dan diingat kembali disebut dengan skema. Skema ini memungkinkan orang mengevaluasi atribut-atributnya secara individual dan melakukan kategori sosial. Skema yang berkaitan dengan persepsi diri adalah self-schema sedangkan yang berkaitan dengan persepsi sosial meliputi person schema. Skema tersebut akan membentuk implicit personality theory. Brigham (1991) mengatakan bahwa implicit personality theory ini kemudian mengarahkan harapan, persepsi dan perilaku terhadap diri atau orang lain.
          Dalam kaitannya dengan kelekatan, apabila figur lekat atau pengganti selalu memberikan respon positif pada saat yang dibutuhkan, anak akan mempunyai keyakinan atau model mental diri sebagai orang yang dapat dipercaya, penuh perhatian dan dihargai, sehingga self-schema dan person schema akan berkembang secara positif, salah satunya adalah mempunyai konsep diri yang matang. Perbedaan dalam hubungan afeksional tersebut oleh Ainsworth pada dasarnya terdiri dari 2 yaitu kelekatan aman dan tidak aman. Gaya kelekatan aman terbagi 2, yaitu cemas dan menghindar. (dalam Collins& Read,1991).
          Ciri-ciri gaya kelekatan aman yaitu mempunyai model mental diri sebagai orang berharga, penuh dorongan dan mengembangkan mental orang lain sebagi orang yang bersahabat, dipercaya, responsif, dan penuh kasih sayang.
          Gaya kelekatan cemas mempunyai karakteristik sebagai orang yang kurang perhatian, kurang percaya diri, merasa kurang berharga dan memandang orang lain mempunyai komitmen rendah dalam hubungan interpersonal.
          Gaya kelekatan menghindar mempunyai karakteristik sebagai orang yang skeptis, curiga dan memandang orang sebagai orang yang kurang mempunyai pendirian.
Sumber: jurnal psikologi Avin Fadilla Helmi, GAYA KELEKATAN DAN KONSEP DIRI, Universitas Gajah Mada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar